Minggu, 29 Januari 2017

Landasan Teoristik Multimedia Pembelajaran



                     LANDASAN TEORITIK MEDIA PEMBELAJARAN
 
Pemerolehan pengetahuan danketerampilan, perubahan-perubahan sikap dan prilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Breuner (1966:10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata ‘SIMPUL’ dipahami dengan langsung membuat ‘simpul’ pada tingkatan kedua yang diberi label ionic (artimya gambar atau image), kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan,foto, atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat ‘simpul’ mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya, pada tingkatan symbol, siswa membaca (atau mendengar) kata ‘simpul’ dan mencoba mencocokannya dengan ‘simpul’ pada image mental atau memcocokannya dengan pengalaman membuat ‘simpul’. Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh ‘pengalaman’ (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.
Tingkatan pengalaman memperoleh hasil belajar seperti itu digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat menguasainya disebut pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan ke dalam symbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa sebagai penerima menafsirkan symbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (decoding). Cara pengelolaan pesan oleh guru dan murid dapat digambarkan sebagai berikut :



Uraian tersebut memberikan petunju bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakain banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengelola informasi semakin besar kemungkinan informasi informasi tersebut dimengerti, siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam  materi yang disajikan.
Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai ladasan teori pengunaan media dalam proses belajar adalah dale’s cone of experience (kerucut pengalaman dale).


Kerucut ini merupakan elaborasi  yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner sebagaimana diuraikan sebelumnya. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai pada lambing verbal (abstrak). Semakin keatas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Perlu dicatat bahwa urut-urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi mengajar belajar harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya.
Dasar pengembangan kerucut ini bukanlah tingkat kesulitan melaikan tingkat keabstrakan-jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera pengelihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Ini dikenal dengan learning by doing misalnya keikutsertaan dalam menyiapkan makanan, membuat perabot rumah tangga, mengumpulkan perangko, melakukan percobaan dilaboratorium, dan lain sebagainya. Yang semuanya itu member dampak langsung terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan, meketerampilan, dan sikap.
Tingkat keabstrakan pesan akan semakin tinggi ketika pesan itu dituangkan kedalam lambing-lambang seperti bagan, grafik, atau kata. Jika pesan terkandung dalam lambing-lambang seperti itu, indera yang dilibatkan untuk menafsirkannya semakin terbatas, yakni indera penglihatan atau indera pendengaran. Meskipun tingkat partisipasi fisik berkurang, keterlibatan imajinatif semakin bertambah dan berkembang. Sesungguhnya, pengalaman konkret dan pengalaman abstrak dialami silih berganti, hasil belajar dari pengalaman langsung mengubah dan meperluas jangkauan abstraksi seseorang dan sebaliknya, kemampuan interprestasi lambing kata membantu seseorang untuk memahami pengalaman yang di dalamnya ia terlibat langsung (Arsyad,2010 :10-14).



Gagne menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar,sementara itu Briggs

berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang 7 dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar(Arif S. Sadiman,2003:6).

Adapun media pengajaran menurut Ibrahim danSyaodih  diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar.Dari berbagai definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah segala benda yang dapat menyalurkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar

Berdasarkan beberapa teori di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar mengajar ketingkat yang lebih efektif dan efisien agar tujuan pembelajaran tercapai. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. 


Landasan Media Pembelajaran 
1. Landasan Psikologis Media Pembelajaran
Landasan psikologis penggunaan media pembelajaran ialah alasan atau rasional mengapa media pembelajaran dipergunakan ditinjau dari kondisi pembelajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi. Perubahan perilaku itu dapat berupa bertambahnya pengetahuan, diperolehnya ketrampilan atau kecekatan dan berubahnya sikap seseorang yang telah belajar. Pengetahuan dan pengalaman itu diperoleh melalui pintu gerbang alat indera pebelajar karena itu diperlukan rangsangan (menurut teori Behaviorisme) atau informasi (menurut teori Kognitif), sehingga respons terhadap rangsangan atau informasi yang telah diproses itulah hasil belajar diperoleh.



2. Landasan Historis Media Pembelajaran

Yang dimaksud dengan landasan historis media pembelajaran ialah rational penggunaan media pembelajaran ditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam pembelajaran. Perkembangan konsep media pembelajaran sebenarnya bermula dengan lahirnya konsepsi pengajaran visual atau alat bantu visual sekitar tahun 1923. Yang dimaksud dengan alat bantu visual dalam konsepsi pengajaran visual ini adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat memberikan pengalaman visual yang nyata kepada pebelajar.



3. Landasan Teknologis Media Pembelajaran

Media pembelajaran sebagai bagian dari teknologi pembelajaran memiliki enam manfaat potensial dalam memecahkan masalah pembelajaran, yaitu: 
a. Meningkatkan produktivitas pendidikan  
b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual  
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran 
d. Lebih memantapkan pembelajaran  
e. Dengan media membuat proses pembelajaran menjadi lebih langsung 
f. Memungkinkan penyajian pembelajaran lebih merata dan meluas 


4. Landasan Empirik Media Pembelajaran

Pebelajar yang memiliki gaya visual akan lebih mendapat keuntungan dari penggunaan media visual, seperti film, video, gambar atau diagram; sedangkan pebelajar yang memiliki gaya belajar auditif lebih mendapatkan keuntungan dari penggunaan media pembelajaran auditif, seperti rekaman, radio, atau ceramah guru.

 Media Pembelajaran memiliki beberapa landasan teoritis yang kuat dalam sistem pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Teori Psikologis Brurner
       Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahapyaitu:

  • Tahap pengalaman langsungmerupakan tahap individu berupa memahami lingkungan dengan beraktifitas. 
  • Tahap Pictoria, tahap individu melihat dunia melalui gambar dan menvisualisasi verbal. 
  • Tahap simbolik, tahap dimana individu mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika berpikirnya.
b. Teori Behavourism
      Teori behavourisme atau teori tingkah laku ini menganggap bahwa segala kejadian dilingkungan sangat mempengaruhi perilaku seseorang dan akan memberikan pengalaman tertentu dalam dirinya, dan teori ini menganggap perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma S-R(stimulus respon) yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap apa yang datang dari luar diri individu.

           c. Teori Kerucut Pengalaman Edgar Dale
 
Kerucut pengalaman ini merupakan salah satu gambaran yang dijadikan landasan teori dalam penggunaan media pembelajaran selain dari ketiga tahap pengalaman Bruner.
Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar anak mulai dari hal-hal yang dianggap paling abstrak.


                                    DAFTAR PUSTAKA

  • Arsyad,azhar . 2011. media pembelajaran . Jakarta : Rajawali Pers 
  • Arif S. Sadiman,2003.   http://eprints.walisongo.ac.id/1657/4/093511013_Bab2.pdf  
  • Rayandra Asyhar, 2010. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta : Gaung Persada
  • Usman,M. Basyiruddin_asnawir .2002. Media Pengajaran . Jakarta : ciputat pers
             

18 komentar:

  1. sedikit menambahkan, Klasifikasi Media Pembelajaran
    Berikut ini akan diuraikan klasifikasi Media Pembelajaran menurut taksonomi Leshin, dkk., dalam (Arsyad, 2008: 81-101), yaitu:
    1. Media berbasis manusia
    Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran.
    2. Media berbasis cetakan
    Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umun dikenal adalah buku teks, buku penuntun, buku kerja/latihan, jurnal, majalah, dan lembar lepas.
    3. Media berbasis visual
    Media berbasis visual ( image atau perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
    4. Media berbasis Audio-visual
    Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Contoh media yang berbasis audio-visual adalah video, film, slide bersama tape, televisi.
    5. Media berbasis computer
    Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer- Managed Instruction (CMI). Adapula peran komputer sebagai pembantutambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer-Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media komputer.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas tambahannya, sangat bermanfaat sekali

      Hapus
  2. Media Memungkinkan penyajian pembelajaran lebih merata dan meluas.. pembelajaran lebih merata dan meluas yang seperti apa maksudnya? Mohon penjelasannya

    BalasHapus
  3. Media pembelajaran sebagai bagian dari teknologi pembelajaran memiliki enam manfaat potensial dalam memecahkan masalah pembelajaran salah satunya Meningkatkan produktivitas pendidikan. Coba anda jelaskan lebih lanjut mengenai hal tersebut dan berikan contohnya!

    BalasHapus
  4. jelaskan mengapa pada kerucut pengalaman E.Dale , pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan bermakna ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dale dalam Kerucut Pengalaman Dale : “hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar”. Pengalaman langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba”.

      Hapus
  5. jelaskan teori kerucut pengalaman E.Dale?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ingin memjawab pertanyaan novi .p. : Dale dalam Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone Experience) mengatakan:

      “hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar”. Pengalaman langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba”.

      Dale berkeyakinan bahwa symbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman konkrit. Kerucut pengalaman merupakan awal untuk memberikan alasan tentang kaitan teori belajar dengan komunikasi audiovisual. Pengalaman Langsung (Direct – Purposeful Experiences)

      Hapus
    2. terima kasih telah menjawab pertanyaan yang ada di postingan ini

      Hapus
  6. jika salah satu landasan di atas tidak terpenuhi apakah masih dapat dikatakan multimedia pembelajaran?

    BalasHapus
  7. apa yang mendasari kedua ahli berikut berbeda pendapat ?
    Gagne menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar,sementara itu Briggs
    berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang 7 dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar(Arif S. Sadiman,2003:6)!

    BalasHapus
  8. saya ingin menjawab pertanyaan nurhasanah :

    menurut saya tidak, karena jika 4 landasan ini telah terpenuhi maka dapat dikatakan multimedia

    BalasHapus
  9. jelaskan beserta contoh mengapa multimedia pembelajaran sangat diperlukan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menambahkan sedikit, karena dengan adanya multimedia pembelajaran daoat membantu siswa untuk memahami materi uang disampaikan selain itu Materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit/nyata, sehingga mudah diterima siswa,
      Multimedia dapat mengatasi kendala ruang dan waktu. Siswa yang belum memahami materi dapat mengulang materi tersebut di rumah sama persis dengan yang dibahas dalam kelompok,
      Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan memberikan kesan yang mendalam pada diri siswa,
      Penggunaan multimedia pembelajaran yang tepat akan dapat merangsang berbagai macam perkembangan kecerdasan.
      Materi pembelajaran yang diterima siswa menjadi lebih seragam (relatif sama) dan mengurangi resiko kesalahan konsep.
      karena , dengan multimedia dapat membantu dalam mempejelas materi dan mempermudah guru dalam menjelaskan materi sehingga siswa dapat lebih memahami materi dengan lebih jelas contohnya media ppt.

      Hapus
  10. Landasan Teknologis
    Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
    Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen ystem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadisistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih untuk tambahan yang telah anda berikan

      Hapus
  11. Landasan Filosofis
    Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil dari teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Bisa dikatakan, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Tetapi, siswa harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi.
    Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri,motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.

    BalasHapus
  12. Mengapa Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna

    BalasHapus