PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
Pada era modern seperti sekarang ini, perkembangan teknologi melesat cepat. Perkembang teknologi ini tak pelak mengubah berbagai aspek kehidupan masyarakat. Program pengembangan media dalam pembelajaranpun turut serta berpacu dalam perkembangan zaman. Media pembelajaran menjadi sangat penting dalam menunjang proses dan hasil belajar mahasiswa disamping aspek kemandirian yang menjadi satu keunggulan dalam jenjang pendidikan sekolah vokasi. Pengembangan inovasi pembelajaran student centerred learning (SCL) dengan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dapat diterapkan dalam matakuliah ini. Penelitian ini dikembangkan kombinasi metode SCL melalui pembelajaran kooperatif dengan pendekatan student teams achievement division (STAD) dan e-learning dengan dan tanpa media pembelajaran e-modulinteraktif.
Pengertian e-learning pada umumnya terfokus pada cakupan media atau teknologinya. E-learning menurut Gilbert & Jones dalam Surjono (2007) adalah suatu pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik, seperti internet, intranet/ekstranet, satelite broadcast , audio/video, TV interaktif, CD-ROM dan computer based training (CBT). E-learning juga diartikan sebagai seluruh pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN atau Internet) untuk membantu interaksi dan penyampaian materi selama proses pembelajaran (Kumar, 2006). Urdan dan Weggen menyatakan e-learning sebagai suatu pengiriman materi melalui semua media elektronik, termasuk internet, intranet, siaran radio satelit, alat perekam audio/video, TV interaktif, dan CD-ROM (Anderson, 2005).
Pengertian e-learning berbeda dengan pembelajaran secara online (online learning) dan pembelajaran jarak jauh (distance learning). Online learning merupakan bagian dari e-learning , hal ini seperti yang dinyatakan oleh Australian National Training Authority bahwa e-learning merupakan suatu konsep yang lebih luas dibandingkan online learning, yaitu meliputi suatu rangkaian aplikasi dan proses-proses yang menggunakan semua media elektronik untuk membuat pelatihan dan pendidikan vokasional menjadi lebih fleksibel. Online learning adalah suatu pembelajaran yang menggunakan internet, intranet dan ekstranet, atau pembelajaran yang menggunakan jaringan komputer yang terhubung secara langsung dan luas cakupannya (global). Sedangkan distance learning, cakupannya lebih luas dibandingkan e-learning , yaitu tidak hanya melalui media elektronik tetapi bisa juga menggunakan media non-elektronik. Distance learning lebih menekankan pada ketidakhadiran pendidik setiap waktu. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan secara umum e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran yang memanfaatkan atau menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning adalah kegiatan belajar yang menggunakan internet yang dapat dikombinasikan dengan kegiatan tatap muka yang ada di lembaga pendidikan.
Beberapa ahli mengemukakan bahwa istilah “e-learning” mengacu pada penggunaan teknologi internet untuk menyajikan sejumlah pilihan solusi yang sangat luas yang mengarahkan pada peningkatan pengetahuan. Sehingga menurut beberapa ahli yaitu Mary Daniels Brown dan Dave Feasey (2001) sebagaimana dikutip oleh Siahaan (2005: 66) mengemukakan bahwa e-learning adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan, seperti: internet, Local Area Network (LAN), atau Wider Area Network (WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi, serta didukung oleh berbagai layanan belajar lainnya. E-learning mempermudah interaksi antara siswa dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara siswa dengan guru maupun antara sesama siswa. Siswa dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri siswa. Guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para siswa.
Dari sudut pandang siswa Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi, artinya siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang kali. Siswa juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat, dengan kondisi yang demikian ini siswa dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Berdasarkan teknologi informatika yang digunakan, e-learning kemudian dikelompokkan berdasarkan basis teknologi, yaitu sebagai berikut:
1. Computer Based Training (CBT). Sistem CBT ini mulai berkembang di tahun 80-an dan masih berkembang terus sampai sekarang. Hal ini ditunjang antara lain oleh perkembangan sistem animasi yang kian menarik dan realistis (misalnya aiatem animasi 3 Dimension).
2. Web Based Training (WBT). Sistem ini merupakan perkembangan lanjutan dari CBT dan berbasis teknologi internet. Sehingga dengan menggunakan konsep ini, dapat terjadi komunikasi dua arah antar pengguna. Namun lancarnya proses belajar dengan menggunakan sistem ini bergantung kepada infrastruktur jaringan kecepatan tinggi. Kendala penerapan konsep ini terletak pada kenyataan bahwa jaringan internet di negara kita masih belum merata. Pada dasarnya,terdapat 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih, yakni: a. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional) b. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet c. Sepenuhnya melalui internet. Salah satu komponen WBT yang sangat digemari adalah video-conferencing, yaitu dimana siswa dan guru dapat langsung mendiskusikan semua hal tanpa harus bertemu muka secara langsung. Sistem ini berkembang pesat di negara-negara maju dan dapat dimanfaatkan sebagai alat belajar mengajar di virtual classes ataupun virtual universities
Dalam sudut pandang guru, ada beberapa manfaat yang diperoleh guru, instruktur antara lain adalah bahwa guru, instruktur dapat :
- Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan -bahan belajar yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.
- Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.
- Mengontrol kegiatan belajar siswa. Bahkan guru atau instruktur juga dapat mengetahui kapan siswanya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.
- Mengecek apakah siswa telah mengerjakan soal-soal.
- Latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan memeriksa jawaban siswa dan memberitahukan hasilnya kepada siswa.
Seiring perkembangan teknologi internet, metode e-learning mulai dikembangkan. MOODLE adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat mengubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk masuk kedalam “ruang kelas” digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan menggunakan MOODLE, kita dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain. MOODLE itu sendiri adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment.
Pembelajaran kimia pada umumnya hanya terbatas pada penggunaan bahan ajar berupa buku teks dan LKS sehingga siswa kurang dapat memahami konsep mikroskopik. Lemahnya interaksi antara guru dengan siswa serta kecepatan belajar siswa yang seringkali dianggap sama juga merupakan kendala dalam pembelajaran kimia, maka dari itu usaha-usaha peningkatan kualitas pembelajaran kimia saat ini terus dilakukan, termasuk peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran. Peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan siswa dalam menghadapi era teknologi informasi dan komunikasi dengan tidak meninggalkan faktor pemahaman dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran kimia. Teknologi informasi dan komunikasi seharusnya menjadi alat sehari-hari dalam kegiatan belajar dan membelajarkan (Sitepu, 2008).
Kimia sebenarnya sangat menarik untuk dipelajari tetapi terkadang sulit untuk dipahami. Guru harus mampu memilih metode pengajaran yang sesuai, sehingga kimia menjadi mata pelajaran yang menyenangkan untuk dipelajari. Hal ini sudah dibuktikan melalui penelitian Budhiarso (2006) mengungkapkan bahwa pembelajaran kimia SMA dengan media e-learning memberikan hasil yang baik dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA kelas XI materi Sistem Koloid. Pada kelompok kelas eksperimen rata-rata hasil post-testyang diperoleh mencapai 63,86 sedangkan pada kelompok kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, rata-rata hasil post-test hanya 52,46. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh positif penggunaan metode e-learning terhadap hasil belajar siswa.
Anderson, B. 2005. Strategic e-learning implementation. Educational Technology & Society
http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel0ADB974A17C918410F24FF87FA00E2EE.pdf
http://www.jisc.ac.uk/elearning_pedagogy.html
JISC.2004, Efective Practice with e-Learning, A good practice guide in designing for learning. Bristol: HEFCE.
Kojhani, Sureash Kumar. 2004. Elearning and Its Advantage. Presentasi pada Wokrshop tentang Web Enabling Technologies & Strategies for Scientific Elearning
Nedelko, Z. 2008. Participants Characteristics for E-learning. http://www.g-cass.com.
Sitepu, B.P. 2008. Pengembangan Sumber Belajar. Jurnal Pendidikan Penabur, (Online), 11 (7) : 7992,(http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%207992%20Pengembangan%20Sumber%20Belaar.pdf),
http://www.kampus-digital.com/2017/02/implementasi-e-learning-pada.html
Bagaimana seorang guru dapat mengatasi kekurangan-kekurangan dari adanya pembelajaran melalui e-learning?
BalasHapusdengan cara membuat kelas diluar jam sekolah secara online. disanalah siswa dapat mengatasi kekurangan pembelajaran dengan mengadakan kelas tambhan tanpa menggangu waktu lain
Hapussedikjit menambahkan E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
BalasHapusKomponen yang membentuk e-Learning adalah:
1. Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.
2. Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
3. Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan edukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Juga mari kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan insentif dan beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game Technology yang arahnya untuk pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten
Apakah dengan penggunaan e-learning dalam pembelajaran mampu menghubungkan ranah afektif dan psikomotorik pada siswa? Lalu bagaimana cara anda jika anda berperan sebagai seorang guru dalam mengevaluasi hal tersebut?
BalasHapussaya rasa mampu karena dalam elearning siswa juga dituntut untuk mengetahui pembelajaran yg sedang dibahas dan juga pada aspek psikomotorik juga iswa bisa belajar sekreatif mungkin untuk menguasi elearning dan untuk bisa mneciptakan sendiri elearning dalam bentuk kelompok belajar atau yang lainnya.
Hapusevaluasi pada elearning dapat diterapkan dgn memberikan kuis dan btugas serta dievaluasi niolainnya, dan jika masih banyak kekurangan dalam elearning ini guru juga bisa memberikan pembelajaran dengan tatap muka langsung
Apakah menurut anda kendala-kendala yang sering ditemukan dalam proses pembelajaran melalui e-learning?
BalasHapusMeski e-learning memiliki kekurangan, tapi ke depan, era pendidikan bersistem e-learning akan menghampiri dunia pendidikan. Karenanya, dengan mengetahui kelemahan itu, para praktisi pendidikan dapat mengantisipasinya sejak sekarang agar jangan sampai teknologi modern di dunia pendidikan diacuhkan hanya gara-gara kita tidak mampu mengatasi kekurangan itu
HapusKendala yang terjadi adalah tidak semua pembelajaran efektif dalam menggunakan media komputer. Banyak pembelajaran yang lebih efektif bila dilakukan secara kooperatif atau pun kolaboratif. Pada dasarnya E learning menggunakan meedia komputer untuk menyampaikan pembelajaran sedangkan salah satu teori belajar yaitu teori humanistik adalah memanusiakan manusia dan E learning kurang memanusiakan manusia.
HapusKendala lain juga muncul, yaitu ketersedian dan kelayakan infrastruktur E learning itu sendiri. Dalama kenyataannya tidak semua sekolah memiliki perangkat untuk menjalankan E learning begitu pula pada Perguruan Tinggi tidak semua perangkatnya layak untuk digunakan untuk proses pembelajaran E learning. Kendala utamanya adalah ketika seorang pendidik menyampaikan pembelajaran melalui E learning maka peserta didik harus menggunakan komputer dan jaringan internet untuk menerimannya namun tidak semua peserta didik memiliki perangkat tesebut di rumahnya. Peserta didik yang tidak memiliki mendapat kendala dan harus pergi ke warnet (contohnya) untuk menggunakan E learning tersebut dan itu menambah biaya pembelajaran.
Kendala dari peserta didik yang belum dapat mengoperasikan komputer begitu juga halnya pendidik. Kita tidak bisa pungkiri pada daerah daerah tertentu E learning tidak dapat diterpkan karena tidak semua daerah memiliki pembelajaran tentang E learning. Penggunaan E learning tidak dapat terapkan karena memang peserta didik yang belum mengetahui dan menguasai bagaimana mengoperasikan E learning tersebut. Sebagian pendidik juga ada yang tidak dapat menggunakan E learning karena memang mereka tidak mendapatkan pembelajaran tersebut saat menjalani studi. Seorang guru olah raga misalnya pada saat studi mereka tidak diajarkan bagaimana menggunakan E learning secara spesifik sehingga apabila diterapkam dalam pembelajaran olah raga, guru tersebut bingun dan pembelajaran tidak dapat efektif karena tidak memiliki keahlian tersebut.
menurut anda apakah dengan pembelajaran e-learning siswa dapat lebih mudah belajar dan materi yang disampaikan dapat terserap dengan baik?
BalasHapustergantung terhadap siswanya, sebagai pengajar hanya bisa memebrikan tampilan yang semenarik mungkin untuk menarik minat siswa untuk dapat belajar dengan baik
Hapusapa upaya guru supaya e-learning yang ia gunakan dapat menarik minat siswa untuk belajar?
BalasHapusbagaiamana caranya e-learning bisa efektif dalam proses belajar ? dan bagaiman peran guru didalamnya ?
BalasHapusPembelajaran e learning ini cukup efektif jika terjalankan dengan baik. Dan menurut saya untuk dikembangkan dalam pembelajaran kimia mungkin bisa saja tapi tidak semua materi yang bisa dilakukan dengan pembelajaran e learning karena ada sifat materi itu sulit untuk dipahami jika tidak ada bimbingan dari seorang guru. Jadi pembelajarannya bisa dengan prinsip web centric course yakni aktivitas pembelajaran yang 50% nya mencakup synchronize dan asynchronize dan 50% nya lagi melakukan aktivitas pembelajaran dengan berinteraksi secara langsung ataupun web enhanced course yakni kegiatan tatap muka biasa secara langsung dan dihadiri juga sumber lain misalnya dengan menampilkan video ataupun dengan mengakses sumber lain dari internet pada saat proses pembelajaran.
Hapusberikan contoh dari WBT
BalasHapuse-learning yang ada saat ini apakah sudah efektif menurut anda?
BalasHapusPembelajaran e learning ini cukup efektif jika terjalankan dengan baik. Dan menurut saya untuk dikembangkan dalam pembelajaran kimia mungkin bisa saja tapi tidak semua materi yang bisa dilakukan dengan pembelajaran e learning karena ada sifat materi itu sulit untuk dipahami jika tidak ada bimbingan dari seorang guru. Jadi pembelajarannya bisa dengan prinsip web centric course yakni aktivitas pembelajaran yang 50% nya mencakup synchronize dan asynchronize dan 50% nya lagi melakukan aktivitas pembelajaran dengan berinteraksi secara langsung ataupun web enhanced course yakni kegiatan tatap muka biasa secara langsung dan dihadiri juga sumber lain misalnya dengan menampilkan video ataupun dengan mengakses sumber lain dari internet pada saat proses pembelajaran.
HapusAdakah faktor yang mempengaruhi pembelajaran e-learning? Jelaskan?!
BalasHapussedikit menambahkan
BalasHapusAdapun kelemahan e-learning dipandang dari segi peserta didik antara lain:
1. Merasa kesepian, peserta didik dapat merasa kesepian karena tidak adanya interaksi fisik dengan pendidik dan teman-temannya, terutama untuk model fully online e-learning format.
2. Keterampilan menggunakan peralatan ICT, peserta pendidik yang tidak terampil menggunakan peralatan ICT, akan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi hasil akhir pembelajaran.
3. Peserta didik yang tidak disiplin dan kurang memilikii motivasi untuk belajar akan sulit mengikuti tahap-tahap proses pembelajaran.
4. Ada beberapa konsep-konsep pembelajaran yang sulit untuk dimodelkan atau dipelajari tanpa bimbingan pendidik.
5. Adanya permasalahan saat menentukan format evaluasi yang tepat berhasil atau tidaknya peserta pendidik di dalam mengikuti pembelajaran secara e-learning.
Prinsip pembelajaran berbasis web ini, yaitu :
BalasHapus1. Web Course
proses aktivitas pembelajaran yang terjadi tanpa tatap muka secara langsung antara pengajar dan peserta didik.web course ini ada 2 macam :
a. synchronize : Pengajar dan peserta didik melakukan pembelajaran dalam waktu yang bersamaan di tempat yang berbeda.
b.Asynchronize : Pengajar dan peserta didik melakukan pembelajaran dalam waktu yang tentukan dan ditempat yang berbeda. Misalnya pengajar bertanya dengan peserta didik, lalu si peserta didik tidak harus menjawab pada saat itu juga akan tetapi bisa di lain waktu.
2. Web Centric Course
Aktivitas pembelajaran yang 50% nya mencakup synchronize dan asynchronize dan 50% nya lagi melakukan aktivitas pembelajaran dengan berinteraksi secara langsung.
3. Web Enhanced Course
Kegiatan tatap muka biasa secara langsung dan dihadiri juga sumber lain misalnya dengan menampilkan video ataupun dengan mengakses sumber lain dari internet pada saat proses pembelajaran.
sedikit menambahkan,Media pembelajaran berbasis learning management system menjadi salah satu solusi yang bisa dipakai dalam proses pembelajaran. Beberapa alasan menggunakan media pembelajaran ini adalah(a) terjadi peningkatan efektivitas pembelajaran dan prestasiakademik siswa, (b) menambah kenyamanan, (c) menarik lebih banyak perhatian siswa kepada materi yang disampaikan dalam pembelajaran, (d) dapat diterapkan dengan berbagai tingkat dan model pembelajaran, dan (e) dapat menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya (Kim, 2007:5; Kose, 2010:2796).Media pembelajaran berbasis LMS sangat berguna dalam menyediakan lingkungan/suasana belajar yang lengkap bagi siswa, karena penuh dengan penyediaan dokumen yang terkait modul dalam format elektronik, kesempatan untuk saling belajar bersama-sama,dan kesempatan untuk menyerahkan semua penilaian sumatif secara elektronik. Alasan lain yang mendukung perspektif tersebut adalah bahwa setiap siswa memiliki akses ke semua konten pembelajaran, memiliki fleksibilitas waktu dan momen yang paling cocok untuk kebutuhan siswa dalam belajar, dapat belajar dengan kemampuan kecepatan belajar masing-masing, dan berpartisipasi dalam kesempatan belajar yang interaktif (Alberst et al, 2007:55-56; Kose, 2010:2796).
BalasHapusSedikit menambahkan.
BalasHapusUntuk mengembangkan program e-learning ada beberapa tahapan, dimulai dengan :
1. Analisis Kebutuhan Tujuan yang diharapkan dicapai oleh suatu lembaga atau organisasi. Contoh: Dosen menerapkan teknologi e-learning. Pada akhir semester prestasi mahasiswa kurang menggembirakan sehingga pimpinan mengambil keputusan bahwa e-learning diganti dengan tatap muka karena e-learning tidak cocok dengan gaya belajar mahasiswa yang bersangkutan. Padahal apabila dianalisis, mahasiswa sangat antusias. Pada kasus ini problem bukan terletak dari motivasi menurun atau e-learning kurang tepat, tetapi karena program e-learning tidak terakses disebabkan padatnya jaringan.
2. Mendeskripsikan tingkat kinerja/kompetensi yang ingin dicapai. Deskripsi ini diperlukan untuk menetapkan materi pembelajaran, yang harus dipelajari sehingga dipersiapkan dengan baik. Langkah ini berarti memilih materi serta pengalaman belajar yang sesuai untuk mendukung pencapaian kompetensi.
3. Menetapkan metode dan media pembelajaran. Berbagai metode serta media yang biasa digunakan dikelas tatap muka kemungkinan dapat diterapkan juga pada kelas online.
4. Menentukan jenis evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran, evaluasi berupa balikan atau revisi tugas-tugas. Oleh karena itu pendekatan e-learning berupa pembelajaran mandiri, maka pembelajar harus mengevaluasi diri sendiri sehingga mengetahui tingkat keberhasilannya.
Penerapan e-learning banyak variasinya, karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat. Surjono (2007), menekankan penerapan e-learning pada pembelajaran secara online dan dibagi menjadi dua yaitu sederhana dan terpadu. Penerapan e-learning yang sederhana hanya berupa kumpulan bahan pembelajaran yang dimasukkan ke dalam web server dan ditambah dengan forum komunikasi melalui e-mail dan atau mailing list (milist). Penerapan terpadu yaitu berisi berbagai bahan pembelajaran yang dilengkapi dengan multimedia dan dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi, dan berbagai sarana pendidikan lain, sehingga menjadi portal e-learning. Pembagian tersebut di atas berdasarkan pada pengamatan dari berbagai sistem pembelajaran berbasis web yang ada di internet. Nedelko (2008), menyatakan ada tiga jenis format penerapan e-learning , yaitu:
1. Web Supported e-learning, yaitu pembelajaran tetap dilakukan secara tatap muka dan didukung dengan penggunaan website yang berisi rangkuman tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, tugas, dan tes singkat.
2. Blended or mixed mode e-learning, yaitu sebagian proses pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan sebagian lagi dilakukan secara online.
3. Fully online e-learning format, yaitu seluruh proses pembelajaran dilakukan secara online termasuk tatap muka antara pendidik dan peserta didik juga dilakukan secara online yaitu dengan menggunakan teleconference.
Penerapan e-learning lebih banyak dimaknai sebagai pembelajaran menggunakan teknologi jaringan ( net ) atau secara online. Hal ini berkaitan dengan perkembangan TIK yang mengarah pada teknologi online. TIK saat ini, lebih difokuskan untuk pengembangan networking (jaringan) yang memungkinkan untuk mengirim, memperbaharui, dan berbagi informasi secara cepat. Keberhasilan penerapan dari e-learning bergantung pada beberapa faktor antara lain teknologi, materi pembelajaran dan karakteristik dari peserta didik. Teknologi merupakan faktor pertama yang mempunyai peran penting di dalam penerapan e-learning, karena jika teknologi tidak mendukung maka sangat sulit untuk menerapkan e-learning , minimal sekolah mempunyai komputer. Materi pembelajaran juga harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, dijabarkan secara jelas atau diberikan link ataupun petunjuk sumber pembelajaran yang lain. Karaktersitik peserta didik juga sangat dibutuhkan karena nilai utama di dalam e-learning adalah kemandirian.
menurut anda apakah dengan pembelajaran e-learning siswa dapat lebih mudah belajar dan materi yang disampaikan dapat terserap dengan baik?
BalasHapusJelaskan mengenai distance learning
BalasHapus